SEKEDAR UNTUK KENANG-KENANGAN dan SEKEDAR INGIN BERBAGI ! klik disini untuk info

memilih pasangan

Mengapa kita bisa memilih barang atau pasangan yang kita pilih? Bagaimana mekanika pola kerja pikiran kita ketika melakukan pertimbangan itu? Apakah logis dan linear, atau kacau dan penuh asosiasi seenak jidat?



Paul Harrison adalah seorang penulis dan peneliti yang mendalami bidang psikologi dan perilaku konsumen. Berikut adalah beberapa keypoints yang dia sampaikan mengenai dalam dialog Deakin Boardroom Lunch.


* Manusia cenderung mempercayai institusi, lembaga, keluarga, atau siapapun yang berada di posisi otoritas. Jadi banyak sekali keputusan yang kita ambil terpicu oleh dorongan atau arahan dari pihak-pihak tersebut, sekalipun pada awalnya kita tidak setuju dengan pandangan mereka.


* Pikiran kita sensitif terhadap pujian. Kita cenderung membeli, memilih benda dan orang lain yang membuat kita merasa lebih baik, lebih cantik, lebih diinginkan.


* Kita suka berpikir bahwa kita dapat mengambil keputusan yang rasional berdasarkan informasi dan fakta yang ada. Namun berdasarkan penelitian, proses pengambilan keputusan kita seringkali berantakan, terpengaruh prejudis dan stereotip, dan sisi ego akan menolak apapun yang bertentangan dengan sikap mental kita saat ini, tidak peduli pilihan itu sebenarnya adalah hal yang terbaik untuk kita.


* Kita cenderung bersikap apatis dan terpola ketika mengambil keputusan. Dengan kata lain, tidak peduli seberapa salah pembelian atau pilihan kita di masa lalu, manusia cenderung untuk mengulanginya lagi tanpa dia sadari.


* Ketika dalam keadaan stres, kecewa, dan di bawah tekanan, kita tidak dapat berpikir dengan baik sehingga mengakibatkan pengambilan keputusan yang buruk.


“I think what is important here is this ideology, or, perhaps, mindset, that says we are all individuals, and thus, we all have control over our behaviour, and if we just tried that little bit harder, or were just given a little bit more information, then we would be able to take responsibility for ourselves more appropriately. In other words, stop complaining, get off your backside, and do something about it.”


Kesimpulan? Biasakan diri Anda untuk bekerja sedikit lebih keras ketika mengambil keputusan, salah satunya adalah ketika memilih pasangan hidup atau kekasih. Pastikan Anda tidak melakukannya hanya berdasarkan program yang sudah terbiasa tertanam dalam kepala Anda. Hanya karena sesuatu terasa logis, bukan berarti Anda sudah benar-benar berpikir logis.